Archive for Januari, 2014


Raykha Tours & Travel

TIKET PESAWAT PROMO BROSUR

HONEYMOON

 

 l.yimg.com               Promo Ticket Mandala Tiger Air

 

 

 

Hubungi Raykha Tours & Travel

Jalan Condet Raya No.10, Balekambang, Kramat Jati

Jakarta Tomur 13035

Phone : 6221-87797348

SMS Centre : 087887777763

Email : info@raykhatours.com

Sejarah Tigerair Mandala

Tigerair Mandala (sebelumnya: Mandala Airlines) dibentuk pada tanggal 17 April 1969 oleh beberapa perwira tinggi di TNI (dahulu ABRI), antara lain: Kolonel Sofkar, Mayjen Raden Soerjo, Adil Aljol, Mayjen Raden Soerjo, Darwin Ramli, dan Mayor Soegandi Partosoegonodo. Pada permulaan era Orde Baru, pemerintah menetapkan sebuah multi-airline system, hal ini membuka peluang kepada swasta untuk memiliki sebuah maskapai penerbangan.

mandala-airlines-airbus-a320-riPada awalnya, Tigerair Mandala berada di bawah kepemilikan PT Dharma Kencana Sakti, perusahaan ini merupakan sebuah unit niaga dibawah Yayasan Kostrad TNI-AD. Nama dan logo Tigerair Mandala berasal dari bahasa Sansekerta untuk diagram yang melambangkan alam semesta. Pada awal berdirinya perusahaan ini, Indonesia sedang mulai membangun ekonomi yang saat itu sempat terhimpit akibat masalah politik dan ekonomi di dekade 1960-an. Dimulai dengan sebuah Douglas DC-3, Tigerair Mandala berkembang pesat dan kemudian mampu berkembang menjadi salah satu maskapai swasta terbesar di Indonesia. Tigerair Mandala melayani rute penerbangan ke lebih dari 20 kota di Indonesia, beberapa diantaranya adalah Ambon, Medan, Kendari, Makassar, Gorontalo, Banda Aceh, Banjarmasin, Manado, Padang, Pekanbaru, Pontianak, dan Palembang. Pesawat yang menjadi andalan saat itu adalah Armada DC-3 yang diregenerasi oleh Vickers Viscount dan Hawker Siddeley HS.748 yang digunakan hingga awal 1990an. Di tahun 1991, pemerintah menetapkan deregulasi pesawat jet, sehingga membuat Tigerair Mandala kembali maju sebagai pesaing ketat dengan didukung oleh armada 12 pesawat Boeing 737-200 dan 2 pesawat Boeing 737-400.

pramugari-mandala-airlinesPada tahun 2001, Tigerair Mandala sempat mengalami skandal keuangan yang mengakibatkan kerugian perusahaan yang sangat besar. Pada tahun berikutnya, maskapai ini dianugerahi penghargaan “Most Potential Brand in Airlines Service”, tetapi penghargaan ini cukup bertolak belakang dengan kondisi perusahaan pada saat itu. Perusahaan ini mulai mengalami kesulitan dalam persaingan di industri penerbangan domestik Indonesia dengan lahirnya banyak maskapai pesaing baru. Hingga pada tahun 2005, tepatnya di kota Medan, Tigerair Mandala mengalami kecelakaan pesawat yang sangat berdampak terhadap reputasinya di dunia penerbangan. Setelah itu pihak Cardig International (Cargo Dirgantara) mulai mengambil alih Tigerair Mandala pada tahun 2006.

Dalam kurun waktu kira-kira 1 tahun sejak pengambilalihan oleh Cardig International, Tigerair Mandala mulai meremajakan citra maskapai menjadi lebih modern, yang berfokus pada standar safety internasional serta menawarkan harga yang terjangkau dengan mengambil fungsi sebagai LCC (low-cost carrier) dan penawaran tiket Tigerair Mandala promo secara rutin. Langkah utama yang dilakukan adalah peremajaan armada, yang dilakukan dengan mengoperasikan Airbus A320.

Sebelumnya Tigerair Mandala sempat masuk dalam daftar 4 maskapai Indonesia yang dilarang masuk kawasan Uni Eropa pada 14 Juli 2009 (di samping Garuda Indonesia, Airfast Indonesia dan Premiair). Manajemen perusahaan terus berusaha memperbaiki sistem perawatan armadanya dengan menyerahkan perawatan armadanya kepada Singapore Airlines Engineering Company (SIAEC). Pada Januari 2009, mereka mengganti semua armada tua Boeing nya dengan sejumlah Airbus baru.

Pada April 2009, Tigerair Mandala memindahkan tempat operasionalnya ke Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Namun kedepannya, perusahaan ini ternyata kerap mengalami permasalahan secara beruntun, dan salah satunya adalah dengan timbulnya pembatalan rute dari 22 hingga 29 Agustus 2010. Hal ini membuat perusahaan berada dalam kondisi kritis, hingga akhirnya pada tanggal 13 Januari 2011, pihak perusahaan mengumumkan penghentian sementara melalui Direktur Utamanya Nurhadijono Nurjadin. Langkah ini dilakukan karena perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan yang berakar pada hutang.

Setelah berhenti terbang selama lebih dari 1 tahun, Tigerair Mandala kembali beroperasi pada 5 April 2012 dengan melayani rute perdananya dari Jakarta ke Medan. Pada 20 April, maskapai ini juga melayani rute internasional dari Singapura ke Medan serta Jakarta ke Kuala Lumpur pada tanggal 4 Mei. Saham perusahaan ini mulai diakuisisi oleh Tiger Airways Holding Ltd. yang memiliki saham sebesar 33% serta dikelola melalui anak perusahaan Tiger Airways Singapura, Roar Aviation Pte. Ltd.. Saham Tigerair Mandala sebesar 51,3% dimiliki oleh Grup Saratoga sedangkan sisanya sebesar 15,7% masih dipegang oleh pemegang saham sebelumnya dan kreditor Mandala airlines.

Setelah berpartner dengan Tiger Airways, Tigerair Mandala memiliki strategi untuk melakukan penghematan biaya, hal ini dilakukan dengan cara mengurangi catering dan implementasi teknologi IT terkini dalam sistem reservasinya. Tujuannya agar sistem reservasi ini jadi lebih praktis dan cepat. Cara ini bertujuan untuk efisiensi dan dapat menurunkan harga tiket serendah mungkin namun tetap mempertahankan profit. Oleh karena itu, saat ini pihak perusahaan kerap menawarkan harga tiket pesawat murah bahkan tiket promo Tigerair Mandala pada waktu-waktu tertentu. Semua ini diterapkan berdasar pada metode Tiger Airways yang berfokus pada strategi penekanan cost, namun tetap disertai dengan prioritas lain, yaitu mengutamakan rasa aman dan nyaman yang didukung dengan armada berkualitas untuk melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya.

Pada tanggal 3 Juli 2013, Perusahaan ini mengumumkan rebranding yang signifikan. Nama sebelumnya Mandala Airlines diubah menjadi Tigerair Mandala, dengan tujuan menonjolkan brand Tiger Airways Holdings. Logo perusahaan yang tadinya berupa ekor pesawat bercorak loreng macan diubah menjadi tipografi modern bertuliskan ‘mandala tigerair’ berwarna abu-abu dengan sentuhan cerah oranye. Hal ini bertujuan untuk memberikan nuansa hangat, ramah dan dekat dengan hati para penumpang muda.